Home HL Terkait Dugaan Penistaan Agama Oleh Ahok, Kelompo BPI Menggelar Aksi Damai Di...

Terkait Dugaan Penistaan Agama Oleh Ahok, Kelompo BPI Menggelar Aksi Damai Di Bundaran Air Mancur

109
0

Laporan: meida

PALEMBANG , jodanews-Dibawah teriknya panas matahari, Seorang orator ikut menyuarakan aspirasikan suara mereka terhadap dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok, sempat menyuarakan jangan melawan dengan kekerasan karena Islam merupakan agama yang cinta damai.

Karena itulah, meski Ahok telah melakukan penistaan agama Islam agar aparat penegak hukum juga dapat menindak Ahok dan memenjarakannya. Orator ini mencontohkan bagaimana Nabi Muhammad yang sangat dibenci seorang kafir saat itu. Tidak hanya membenci Nabi Muhammad, akan tetapi juga tidak percaya dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad.

“Nabi Muhammad yang dulunya dibenci dan tidak percaya dengan ajarannya, akhirnya orang yang membencinya masuk Islam. Malah dia yang membela Nabi Muhammad hingga akhir hayat Nabi Muhammad. Nah, sama seperti Ahok ini yang membenci Islam dan jangan kita lawan dengan kekerasan seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad. Kita doakan saja, biar Ahok berpikir bila Islam itu cinta damai dan kita doakan dia jadi mualaf,” teriak orator dengan pengeras suara, Jumat (4/11).

Massa yang menggelar aksi mengatasnamakan Barisa Pemuda Indonesia (BPI) berkumpul di Bundaran Air Mancur Palembang untuk menggelar aksi demo terkait dugaan penistaan yang dilakukan Ahok usai salat Jumat.

Para aksi terlihat membawa spanduk dan bendera yang berukuran kecil, dengan bertuliskan arab, para pemuda ini berkumpul. Sebelum melakukan aksi demo, pembacaan tilawah dan doa bersama mereka lakukan dengan tujuan agar unjuk rasa dapat berjalan dengan lancar.

Disisi lain, polisi dan tim gabungan juga telah melakukan pengamanan di sekeliling lokasi aksi. Barisan Pemuda Indonesia, para pemuda berteriak meminta agar penegak hukum bisa segera mengusut tuntas terhadap ucapan Ahok yang diduga telah melakukan penistaan agama Islam.

Para aksi berkumpul di bundaran air mancur Palembang yang membawa spanduk salah satu tulisan “Meminta Maaf Boleh tapi hukum tetap ditegakan dan penjarakan Ahok”. Selain itu, juga usut tuntas pelaku pelecehan agama dan konstitusi. Ada pula spanduk yang bertuliskan “dukung fatwa MUI, Ahok harus diadili.

Tak hanya dari pemuda yang melakukan aksi untuk menuntut agar Ahok dipenjarakan, akan tetapi kaum hawa juga ikut menggelar aksi unjuk rasa di bundaran air mancur Palembang.
Kaum hawa yang menggelar aksi terlihat sengaja mengenakan hijab berwarna merah dan putih. Sambil memegang bendera bertuliskan arab.
Seorang peserta aksi dari kaum hawa menuturkan, ia mengikuti aksi menuntut Ahok dipenjara agar semua rakyat tahu jangan sampai Al-Quran diinjak-injak.

“Kami disini memperjuangkan Islam, jangan sampai Islam diinjak-injak orang kafir,” ujar seorang hawa saat ditemui di lokasi aksi.

Guna melakukan antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, anggota gabungan dari kepolisian, TNI, Dinas Perhubungan dan Sat Pol PP telah berkumpul di sekitar masjid Agung Palembang untuk melakukan pengamanan terkait demo Ahok.
Setidaknya, ada 200 personil gabungan yang diterjunkan untuk melakukan pengamanan demo terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.

Usai melakukan aksi demo dan menyuarakan suara mereka untuk ikut mendukung massa yang sedang menggelar aksi di Jakarta, para pemuda dan pemudi ini membubarkan diri dengan pengawalan anggota gabungan. Secara tertib dan memang demo yang dilakukan secara damai, membubarkan diri secara tertib.

Sementara, Kapolsek IT II, Palembang, Kompol Hadi Wijaya saat ditemui di lokasi unjuk rasa mengatakan, jika anggota gabungan yang diterjunkan lebih dari 200 personil untuk melakukan pengamanan berdasarkan perintah pimpinan masing-masing. Sebelumnya, pihaknya melakukan apel untuk mengamankan jalannya aksi demo.

“Anggota gabungan diterjunkan, ada yang melakukan pengaturan lalu lintas dan mengamankan diseputar tempat aksi,” ujarnya.

Pihaknya juga meminta setelah para pendemo melakukan aksinya, untuk pulang secara tertib. Terlebih, para peserta aksi masih terbilang muda dan masih kecil sehingga dihimbau para koordinator aksi untuk mengawal para peserta hingga pulang ke kediaman masing-masing.

“Mereka sudah kami panggil, agar para peserta ini bisa dipantau saat pulang. Karena mereka masih terbilang masih muda dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat pulang ke rumah,” pungkasnya. (Editor: Jon heri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here