Home EKONOMI Cargill Meluncurkan Cargill Report on Forest

Cargill Meluncurkan Cargill Report on Forest

78
0

Laporan Ofie

PALEMBANG, Jodanews  –  Cargill  menyampaikan laporan kemajuanmengenai upaya untuk memenuhi komitmen menghapuskan deforestasidari rantai pasokan-nya. Laporan perdana berjudul Cargill Report on Forests meliputi aksi-aksi yang dilakukan di lapangan didalam kerangka 6 prioritas  rantai  pasokan  dan kolaborasi global untuk memajukan pertanian yang berkelanjutan. Cargill telah bekerjasama dengan  berbagai mitra global untuk melibatkan 148.000 petani (termasuk petani kelapa sawit di Indonesia) dan membuat garis  dasar bagi pengukuran lahan yang menjadigundul (tree cover loss) melalui pemetaan daerah sumber sebanyak lebih dari 2.000 lokasi di 14 negara.

Di dalam menyambut pertemuantahunan World Economic Forum 2017 di Davos, Swiss, laporan perdana yang dikeluarkan Cargill ini diharapkan dapat mendorong diskusi yang lebihluas mengenai berbagai isu yang mendorong deforestasi dan kebijakan serta praktek yang dapat mencegah hal tersebut.  “Mengakhiri deforestasi amat penting untuk menghentikan perubahan iklim, saat ini kita berada di persimpangan yang penting karena kitabekerja untuk memelihara dan melindungi dunia. Pertanian berkelanjutan  harus  menjadi  bagian dari solusinya,” ungkap David MacLennan, CEO dan Chairman Cargill.

Laporan ini menggaris bawahi kemajuan yang di capai oleh Cargill, yaitu Membuat dan menetapkan rencana aksi untuk melindungi hutan dalam prioritas rantai pasokan: Kelapa sawit secara global, kedelai di Brazil dan Paraguay, kakao secara global, kapas dan jagung di Zambia, serta kemasan berbasis serat. Untuk mendukung rencana aksi ini, Cargill mengeluarkan kebijakan baru di bidang kemasan berbasis serat yang berkelanjutan atau Policy on Sustainable Fiber-based Packaging.

Mengembangkan dan meng-implementasikan program dan pelatihan bagi lebih dari 148.000 petani dan pemasok untuk mempromosikan pemakaian lahan berkelanjutan, termasuk 15.000 petani kedelai  skala kecil  dan besar di Brazil, 21.000 petani plasma kelapasawit di Indonesia,  1.000 petani kedelai di Paraguay dan 90.000 petani coklat sertakoperasi di Afrika Barat.

Menyelesaikan analisa, bekerja sama dengan World Resources Institute and Global Forest Watch, di hampir 2.000 lokasi yang menjadi lahan sumber, baik yang dimiliki Cargill maupun dioperasikan pihak ketiga di berbagai lokasi usaha.  Analisa ini berfungsi untuk menyediakan garis dasar awal, yang dibutuhkan untuk  mengukur kemajuan atas target no-deforestration. Proyek ini membentang di lokasi yang menjadi sumber, seluas 166 juta hektar, termasuk 119 juta hektar pohon penutup. Hasil analisa  menunjukkan, diperkirakan didaerah ini terdapat 1,7 juta hektar atau 1,4% merupakan lahan gundul (tree cover loss) pada tahun 2014. Pengukuran  ini mengilustrasikan konteks bentang  darat penggunaan lahan di kawasan sumber Cargill, tetapi hal ini tidak biasdiinterpretasikan berhubungan langsungdengan lahan sumber Cargill saja. Yang penting  adalah langkah selanjutnya yaitumelakukan identifikasi hubungan antaraoperasi usaha yang dilakukan dankegundulan yang ada dan selanjutnyadilakukan pengembangan  solusi untukmelindungi  kawasan  tersebut.

Memperpanjang Moratorium kedelai Brazil di Amazon sertaimplementasiBrazilian Forest Codedanthe Rural Environmental Registryatau CAR melalui pelatihan dan edukasi terhadap pemasok sertakerjasama organisasi  lintas  sector dan multi sektor. Kontrak kedelai Cargill di Brazil sekarang membutuhkan petani untuk memenuhi  persyaratan Brazilian Forest Codedan CAR.

Dalam laporan ini, Cargill jugamenggaris bawahi tantangan nyata danpendekatan baru yang dibutuhkanuntuk  terus-menerus  mendorong kemajuan, termasuk Membangun konsensus  mengenai defines dan standar pengukuruan yang efektif untuk memonitor kemajuan. (Editor Jon Heri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here