Laporan Ofie
PALEMBANG, Jodanew – Usaha perkebunan kelapa sawit Cargill, Cargill Tropical Palm (“CTP”), bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, telah meluncurkan program Desa Bebas Api yang bertujuan memberdayakan masyarakat lokal dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran. Program ini hadir sebagai solusi untuk Indonesia yang mengalami krisis kabut asap terburuk sejak lebih dari satu dekade pada tahun 2015 lalu. Negara mengalami kerugian sekitar Rp 221 triliun (mendekati US$17 miliar), 3,5 kali lebih besar dibandingkan dengan krisis kabut asap terakhir pada tahun 1997. Di Sumatera dan Kalimantan, diperkirakan setengah juta orang membutuhkan perawatan medis akibat penyakit pernapasan. Program ini diimplementasikan di tujuh desa di Sumatera Selatan dan 19 desa di Kalimantan Barat bersama dengan Masyarakat Peduli Api, pemerintah daerah, kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Desa-desa tersebut terletak di sekitar perkebunan Cargill di Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyuasin (Sumatera Selatan) dan Kabupaten Ketapang (Kalimantan Barat). Setiap desa memiliki tim yang beranggotakan 15 anggota masyarakat yang akan berperan sebagai duta pencegahan dan pengendalian kebakaran di desa mereka. Program Desa Bebas Api terdiri dari dua elemen inti Pencegahan Kebakaran serta Pendeteksian, Pemantauan dan Pemadaman Api. Pertama-tama, masyarakat desa mengikuti serangkaian sosialiasi mengenai dampak lingkungan, ekonomi dan kesehatan dari pembakaran lahan dan hutan. Sosialiasi ini dirancang dan dipimpin oleh ahli pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Manggala Agni) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Komponen kedua dari Program ini mengajarkan metode pengendalian kebakaran yang benar, seperti memastikan ketersediaan sumber daya pantauan udara, tanah dan air yang berkelanjutan. Hal ini mencakup akses terhadap teknologi drone untuk memantau kebakaran dan kegiatan pembakaran lahan, peralatan dan personel pemadam kebakaran, serta sumber air dalam bentuk kanal dan bendungan. John Hartmann, CEO Cargill Tropical Palm Holdings Pte Ltd, mengatakan, Program Desa Bebas Api membekali masyarakat desa di sekitar perkebunan kami dengan keterampilan dan kesiapan diri untuk menangani krisis kabut asap nasional yang telah mempengaruhi mereka, serta anak-anak dan keluarga mereka. “Kita harus membantu mereka menyadari bahwa mereka pun memiliki peran penting dalam membantu mengurangi dan mengakhiri krisis ini,” ungkapnya.. Cargill telah menerapkan suatu kebijakan ketat untuk tidak melakukan pembakaran (no-burning) sejak tahun 2005 dan baru-baru ini melalui kebijakan minyak sawit berkelanjutan. Pada tahun 2014, Cargill menandatangani komitmen no-burning untuk mencegah kebakaran lahan dan perkebunan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Diperkirakan sebesar Rp 13 miliar (sekitar US$1 juta) diinvestasikan setiap tahunnya oleh Cargill untuk peralatan pemadam kebakaran, pemeliharaan aset dan personel pemadam kebakaran yang ada, serta pembangunan kanal-kanal air sebagai bagian dari upaya penanggulangan kebakaran perusahaan. Pada tingkat provinsi, Program Desa Bebas Api di Sumatera Selatan akan menargetkan 112 desa rawan kebakaran di empat kabupaten yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (55 desa), Kabupaten Musi Banyuasin (22 desa), Kabupaten Ogan Ilir (14 desa), dan Kabupaten Banyuasin (21 desa). Kepala Bidang Proteksi di Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan A. Nasir, , mengatakan, pihaknya berterima kasih atas dukungan Cargill dalam membangun solusi jangka panjang yang berkelanjutan terhadap krisis kabut asap. “Kita harus terus bekerja sama dengan masyarakat setempat, pemerintah, LSM dan sektor swasta untuk mencapai tujuan “Green South Sumatera” pada tahun 2016,” paparnya. Sementara itu Rasyid, anggota masyarakat dari Desa Penuguan, Kabupaten Banyuasin, meyakini bahwa Program Desa Bebas Api akan berhasil. “Banyak masyarakat yang menyadari akan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pembukaan lahan dengan api. Yang lebih penting adalah kami bertekad untuk belajar bagaimana membuka lahan secara berkelanjutan dan memadamkan api secara efektif,” ujarnya. Di Kalimantan Barat, Program Desa Bebas Api diluncurkan di perkebunan Poliplant Group milik Cargill di bulan Juli, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk wilayah Kabupaten Ketapang. Pelatihan peningkatan kesadaran masyarakat telah dilaksanakan untuk 100 orang dari 19 kecamatan di Desa Air Upas, Desa Marau, Desa Jelai Hulu dan Desa Kendawangan. Santoto, seorang petani plasma yang menghadiri pelatihan tersebut, membagikan pengalamannya. “Pengetahuan dan keterampilan praktis yang diperoleh dari pelatihan ini sangat berharga bagi saya dan para petani di koperasi kami. Kita perlu berhenti membakar lahan demi kepentingan anak-anak dan masa depan kita,” ungkapnya.( Editor Jon Heri)