Laporan Pendam II Swj
PALEMBANG, Jodanews – Tiga kunci sukses bagi para mahasiswa sebagai generasi penerus dan calon pemimpin bangsa. Tiga kunci sukses adalah disiplin, kerja keras dan pantang menyerah. Setiap mahasiswa harus memiliki disiplin yang tinggi dalam segala hal, bekerja keras, terus berusaha, berinovasi dan kreatif, penuh semangat dan optimisme serta kuat, militan, bermental baja dan tidak mudah menyerah, dalam menghadapi tantangan,ujar Kasdam II/Swj Brigjen TNI Marga Taufiq S.H, M.H ketika memberikan pembekalan materi tentang Perang Modern dan Wawasan Kebangsaan (Wasbang) kepada Mahasiswa baru Politeknik Negeri Sriwijaya Tahun Akademik 2016/2017 pada pelaksanaan Pendidikan Dasar Kedisiplinan (Diksarlin) gelombang II, bertempat di Ajendam II/Swj, Sekojo Palembang, Selasa (10/8/2016) malam. Dengan memberikan contoh dan bukti nyata dalam bentuk film audio visual dan foto-foto, Kasdam II/Swj menyampaikan bagaimana anak-anak SD menabung demi untuk membangun sekolahnya. Kasdam II Swj mengajak kepada generasi muda untuk melestarikan nilai-nilai budaya bangsa di tengah terpaan era global, serta mencontohkan bagaimana bangsa Jepang sangat menghormati nilai-nilai leluhur seperti yang diilustrasikan dalam film “The Last Samurai”. “Bentuk perang modern dilakukan secara non-militer oleh negara maju / asing untuk menghancurkan suatu negara tertentu melalui bidang Ipoleksosbudhankam (ideologi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan), Jelasnya. Lanjut Marga , menjelaskan, Perang Modern dapat juga dikatakan sebagai bentuk kontrol dari negara-negara koalisi global yang dimotori oleh negara besar terhadap negara lain, yang tidak mengakomodasi kepentingan negara koalisi tersebut atau membahayakan negaranya. “Tujuan perang modern adalah untuk melemahkan kemampuan negara sasaran agar tidak menjadi suatu potensi ancaman, melemahkan kemampuan negara sasaran sehingga semakin tergantung dan lebih mudah ditekan dan kemudian menguasai secara mutlak,” katanya. Masih dikatakan Marga, ada 5 tahapan “Perang Modern”, yakni tahap I Infiltrasi, yang dilakukan melalui berbagai aspek seperti pendidikan, ekonomi, ideologi, politik, budaya, media massa dan lain-lain. Tahap II, eksploitasi atau memperbesar hasil untuk menghancurkan dan melemahkan kekuatan Negara. Tahap III, politik adu domba, dengan menimbulkan kekacauan, konflik SARA, separatisme dan perang saudara. Tahap IV, cuci otak yakni: untuk merubah paradigma atau pola pikir dan tahap yang terakhir adalah invasi atau pencapaian sasaran. Cara untuk menghadapi dan mencegah perang modern, dengan cara menguatkan wawasan kebangsaan. Wawasan kebangsaan sangat diperlukan bagi bangsa Indonesia, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, bersatu dan berdaya saing tinggi, terjaga sejarah dan kecintaan kepada tanah air, sebagai revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila, untuk meredam primordial, kesukuan dan mencegah disintegrasi bangsa serta untuk meningkatkan deterrent effect. (Editor Jon heri)