Home HL Dunia Politik Disebuah Telok Abang

Dunia Politik Disebuah Telok Abang

114
0

JODANEWS- Ada ada saja yang dilakukan dua pelajar Kota Palembang ini, mereka mengimplemitasikan dunia politik kedalam sebuah pernak pernik khas Palembang ketika bulan kemerdekaan tiba yakni telok abang. Mereka mengkreasikan telok abang sebagai sebuah piala yang diperebutkan oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Kreasi telok abang yang dibuat Vio Alviani (16) dan Bayu Ramadhan (16), pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Palembang dibuat dalam bentuk lapangan bola yang terbuat dari papan kayu.
“Dalam replika lapangan bola, telok abangnya diletakkan ditengah dan menjadi piala yang diperebutkan.

Ada delapan wajah tokoh negara yang kita buat dalam bentuk boneka kertas, yaitu Joko Widodo (Jokowi), Jusuf Kalla, Megawati, Soekarno, Soeharto, BJ Habibi, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subiakto,” ungkapnya seusai mengikuti perlombaan Festival Telok Abang HUT RI ke-70 di
halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang kemarin, Kamis, 13 Agustus 2015.
Kedua pelajar yang duduk di bangku kelas XI TKJ I ini menceritakan tentang perebutan piala oleh para petinggi pemerintahan, baik Presiden RI Jokowi maupun mantan presiden RI, SBY. Dialog boneka kertas SBY bertuliskan harus menang melawan melawan pasukan Jokowi.

Sedangkan boneka kertas Jokowi bertuliskan kata ‘Serang’ menggunakan bahasa daerah Palembang.
Menurut Vio, mereka sengaja menggunakan wajah para petinggi di Indonesia untuk menggambarkan kekisruhan perpolitikan yang sedang terjadi di Indonesia.

Bahkan, dengan cerita dialog para petinggi negara, kedua siswa ini ingin menyampaikan bahwa Indonesia belum benar-benar merdeka.
“Konsepnya seperti Indonesia saat ini masih belum merdeka, seperti PSSI dan Menpora yang sama-sama kisruh. Sekarang politik Indonesia juga banyak kisruhnya, banyak korupsinya, saling bersaing. Tidak seperti zaman dulu yang masih berjuang untuk memajukan Indonesia. Para petinggi di Indonesia juga kita hadirkan sebagai perwakilan dari pesan yang kita sampaikan. Kita hanya ingin di Indonesia itu damai, tidak ada lagi kekisruhan,” tembahnya.

Dirinya juga menuturkan, proses pembuatan kreasi replika piala telok abang ini dibuat selama 60 menit dan baru terpikirkan konsepnya sebelum mengikuti perlombaan. Harapan mereka pun agar kegiatan seperti ini bisa terus terlaksana, sehingga bisa menampung kreativitas para pemuda-pemudi menjelang perayaan HUT RI setiap tahunnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here