Home EKONOMI Pemerintah Siapkan Solusi Cepat Atasi Penurunan Harga Karet

Pemerintah Siapkan Solusi Cepat Atasi Penurunan Harga Karet

98
0

Laporan : Abiyasa/Humas Pemprov

PALEMBANG,Jodanews-Solusi terbaik yang akan dilakukan Pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan harga komoditas karet di Indonesia, yakni dengan membatasi ekspor. Dengan demikian langkah selanjutnya Pemerintah akan membuka pasar di dalam negeri yakni peningkatan penyerapan karet untuk industri dalam negeri.
Pasar dalam negeri ini didukung penuh Kementerian Pekerjaan Umum dengan penyerapan karet sebanyak 250 ribu ton, Kementerian Perindustrian 100 ribu ton, Kementerian Perhubungan 100 ribu ton, dan Kementerian BUMN sebanyak 50 ribu ton. Total penyerapan sebesar 500 ribu ton.
“Dengan penyerapan karet sebesar 500 ribu ton ini akan memenuhi ekspor yang sudah dibatasi mencapai 238 ribu ton. Sudah jelas ini terpenuhi dan bahkan melebihi, dengan solusi ini satu masalah teratasi dan kita yakin kedepan harga karet akan kembali naik,” ungkap Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, saat menggelar rapat perumusan keputusan rencana aksi peningkatan penyerapan karet untuk industri di Hotel Horison Palembang, Rabu malam (23/3).
Andi menambahkan, selain akan membuka pasar dalam negeri, Pemerintah secara bertahap akan melakukan peremajaan (replanting) perkebunan karet yang luasnya mencapai 3 juta hektare di Indonesia. Menurutnya, karna karet merupakan tanaman tahunan butuh waktu lima hingga tujuh tahun. Kementerian Pertanian memiliki program dalam 1 hingga 3 tahun kedepan dengan cara akselerasi tumpang sari tanaman jagung, kedelai, dan padi. Dari tiga jenis tanaman ini para petani karet akan diberikan benih secara gratis oleh Kementerian Pertanian.
“Dengan demikian sambil menunggu peremajaan karet, masyarakat masih bisa mendapatkan penghasilan untuk hidup. Ini semua merupakan solusi jangka pendek dan jangka panjang,” lanjutnya.
Kementerian Pertanian akan menerapkan solusi ini secepatnya, dengan harapan permasalahan harga karet dalam satu tahun dapat diselesaikan. “Kita sudah melakukan rapat bersama Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perhubungan, Menteri Perindustrian dan Menteri BUMN. Kita upayakan satu tahun selesai, apalagi ini sudah menjadi Instruksi Presiden disaat kunjungan di Sumsel,” tegasnya.
Sementara Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin mengatakan, Pemprov Sumsel terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani karet di Sumsel, diantaranya dengan rencana pembangunan industri hilirisasi. Menurut Alex, Sumsel sendiri merupakan produsen karet terbesar di Indonesia. Namun, kata Alex, karet ini di ekspor hanya dalam bentuk slap, sehingga negara lain memanfaatkan ini dengan mengambil value edit disana. “Untuk itu, nilai tambah karet ini akan diberikan dengan membangun pabrik ban di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api Api,” ungkap Alex.
Terkait tentang pemakaian dalam negeri, Alex menjelaskan, contoh lain langkah yang diambil pemerintahah saat ini adalah deposit batubara terbesar dunia adalah Mongolia, selama ini importir batubara terbesar Indonesia adalah Tionghoa. Menurut Alex, Tionghoa saat ini sedang membangun PLTU Mulut tambang besar-besaran diperkirakan selesai dua sampai tiga tahun lagi.
“Kalau ini selesai mereka tidak akan impor batubara dari kita lagi, jalan keluarnya pakai dalam negeri, itu program Presiden membangun pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt dan sebagainya. Jadi kita gunakan batubara kita untuk pakai sendiri, begitu juga komoditi gas,” terang Alex.
Terpisah, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Gamal Nasir MS mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat bersama Kepala Dinas dari berbagai provinsi di bagian Sumatera dan Kalimantan. Hasil yang diperoleh diantaranya, peningkatan jumlah UPTD sebanyak 10 untuk setiap kabupaten, peningkatan mutu komoditas karet, pemberian sanksi kepada pabrik karet yang melanggar ketentuan, serta meningkatkan pasar lelang. “Perhatian kita saat ini kepada para petani karet yang menerima dampak dari penurunan harga karet,” pungkasnya.(Editor Jonheri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here