laporan : edi gebuk
KAYUAGUNG, jodanews- Aksi penipuan dengan mencatut nama pejabat di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI), kembali terjadi. Kali ini, pelaku yang mengaku bernama Lia Agustin, berhasil menipu Kepala SD Negeri 1 HTI Jaya Kecamatan Mesuji Makmur bernama Sarmi SPd. Korban mengalami kerugian sebesar Rp20 juta, yang ditransfer ke BRI dengan nomor rekening 035901031791502 a/n Lia Agustin.
Informasi yang berhasil dihimpun, aksi penipuan dengan mencatut nama Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Kadiknas) Kabupaten OKI, Drs H Zulkarnain MM, ini terjadi pada Selasa (12/1) sekitar pukul 10.00 WIB. Pelaku yang mengaku bernama Lia Agustin, warga Jakarta, menghubungi korban Sarmi dengan menggunakan nomor ponsel 0813-21112465 dan 0812-96351997.
Dalam perbincangannya dengan korban Sarmi, pelaku yang mengaku atas perintah Kadiknas OKI, Drs H Zulkarnain MM, mengatakan bahwa sekolah yang dipimpin korban yakni SDN 1 HTI Jaya Kecamatan Mesuji Makmur, tahun 2016 ini akan mendapatkan bantuan pembangunan lokal baru dengan nilai anggaran Rp400 juta.
Untuk memuluskan dan memastikan pembangunan lokal baru tersebut ke SDN 1 HTI Jaya, pihak sekolah diharuskan membayar fee 5 % dari pagu anggaran pembangunan gedung sekolah atau Rp20 juta. Tanpa pikir panjang, korban Sarmi yang memang sejak lama menantikan adanya bantuan pembangunan gedung baru, akhirnya menuruti keinginan pelaku dengan mengirimkan uang Rp20 juta ke rekening BRI a/n Lia Agustin.
Dengan didampingi sang suami, Edi Sutrisno, korban Sarmi yang merupakan warga Desa Beringin Jaya, Kecamatan Mesuji Makmur ini mentransfer uang melalui BRI Kayuagung sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah uang ditransfer, korban kemudian memiliki perasaan yang tidak enak, sehingga 1 jam setelah mengirimkan uang, korban mendatangi Kantor Diknas OKI untuk memastikan adanya bantuan pembangunan RKB tersebut.
Namun, setelah bertemu dengan Sekretaris Diknas OKI, Husni, yang bersangkutan baru tahu kalau dirinya sudah menjadi korban penipuan. “Jadi sore kemarin, sekitar jam 3 atau 4, korban ini datang ke Kantor Diknas untuk memastikan adanya bantuan pembangunan RKB tersebut. Saya langsung melihat buku dan ternyata hal itu tidak benar, sehingga spontanitas saya menyuruh staf saya ke BRI Kayuagung untuk membatalkan transfer tersebut, tapi nyatanya pelaku sudah menarik seluruh uang yang telah dikirim,” ungkap Sekretaris Diknas OKI, Husni, kepada wartawan jodanews.com, Rabu (13/1) siang.
Menurut Husni, korban Sarmi saat mendatangi Kantor Diknas OKI memang dalam kondisi agak linglung seperti orang yang terkena pengaruh hipnotis. “Sebelum mentransfer uang juga korban sempat ribut dengan suaminya, tapi akhirnya uang tersebut ditransfer juga ke rekening pelaku. Ya kejadian ini mungkin ada hikmahnya, jadi kami himbau agar jangan mudah terpancing dengan orang yang meminta uang dengan iming-iming bantuan pembangunan sekolah,” cetus Husni seraya mengaku pihaknya telah menghubungi para Kepala UPTD Pendidikan di beberapa kecamatan agar terhindar dari aksi penipuan seperti ini.
Sementara menurut Pemuda Pemerhati Pembangunan OKI, Welly Tegalega SH menyarakan agar korban segera melapor ke Polres OKI terkait aksi penipuan tersebut, karena diduga ada keterlibatan orang dalam atau orang terdekat korban. “Pelaku ini tinggal di Jakarta, tapi kenapa tahu kalau Ibu Sarmi ini menjabat sebagai Kepala Sekolah, pasti ada orang dalam atau orang dekat yang terlibat. Mudah-mudahan tidak ada lagi korban-korban penipuan seperti ini,” ungkap Welly kepada Koran ini.
Welly pun menyayangkan mengapa korban dengan mudahnya mengirimkan uang untuk permasalahan bantuan pembangunan sekolah yang merupakan proyek pemerintah tersebut. “Ya kalaupun benar pihak sekolah dapat bantuan pembangunan, tapi mengapa harus mengeluarkan uang pribadi. Itu yang kami sesalkan, ya mungkin pelaku memang tahu kalau korban ini sedang banyak uang,” tandasnya.(editor:asep yusriansyah)