Pelaku Sempat Sandera Anaknya Sendiri
Laporan : Marsal / Hera
MUARA ENIM, JI – Penggerebekan tersangka kasus perampokan mobil travel sekaligus bandar narkoba berlangsung menegangkan. Tim gabungan Polres Muara Enim, Polsek Penukal Abab, Tanah Abang dan Talang Ubi dan Polresta Prabumulih terlibat baku tembak dengan pelaku.
Kontak senjata terjadi saat pelaku sedang pesta narkoba di rumah Antoni (38), di Desa Babat, Kecamatan Penukal, Kabupaten PALI, Rabu (13/4) sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat kontak senjata, Kapolsek Penukal Abab, AKP Indrowono terkena tembakan Antoni yang menggunakan senjata api rakitan (senpira) jenis pistol. Selain itu, AS anak pelaku juga terkena peluru nyasar dibagian pinggang, beruntung korban tidak mengalami luka yang serius.
Bahkan, Antoni sempat menyandera anaknya sendiri, bernama Andra (4) dengan pistol. Antoni tega menyandera anaknya agar polisi tidak menangkapnya. Karena jika sampai menangkapnya, dia mengancam petugas ada yang tewas terkena tembakan. Berkat kesigapan dan kecekatan petugas, akhirnya Antoni berhasil dilumpuhkan. Sedangkan anaknya yang disandera berhasil diselamatkan tanpa terluka.
Petugas berhasil melumpuhkan dua pelaku dengan tembakan, ketika terjadi kontak senjata tersebut. Antoni (38) mengalami luka tembak pada lutut atas kaki sebelah kiri.
Kemudian Alvin, warga Desa Jemenang, Kecamatan Rambang Dangku, Muara Enim juga mengalami luka tembak di kaki.
Sementara Kapolsek Penukal Abab yang mengalami luka tembak pada betis kaki sebelah kanan hingga tembus ke belakang sempat dilarikan ke Puskesmas setempat untuk mengobati luka tembaknya. Setelah mendapatkan perawatan, Kapolsek diperbolehkan pulang ke rumah dan hanya dilakukan rawat jalan di rumah sakit.
Jumlah pelaku sedang pesta narkoba sebanyak 8 orang. Dari jumlah itu, 4 orang terlibat kasus perampokan dan 4 lainnya terlibat kasus narkoba. Keempat orang terlibat kasus porampokan mobil travel milik Supardi (24), warga Desa Sungai Pinang, Kecamatan Bungo Dani, Kabupaten Muaro Jambi di Jembatan fly over , Desa Karangan, Kecamatan Rambang Kapak Tengah, Kota Prabumulih pada Rabu (13/4) sekitar pukul 02.00 WIB.
Mereka adalah, Alvin, Arifin, keduanya warga komplek Bugenvil Jambi, lalu Devis Rahmadi, warga Desa Purun, Kecamatan Penukal, PALI, dan Aditia warga komplek Bugenvil, Jambi. Tersangka diamankan di Polsek Rambang Kapak Tengah Polresta Prabumulih.
Sedangkan 4 orang lagi terlibat kasus narkoba yang selama ini telah menjadi Target Operasi (TO) Polsek Penukal Abab. Keempat pelaku narkoba selain Antoni, yakni Farid (36), warga Alang Alang Lebar Km 14 Palembang, Novriansyah (32), warga Alang Alang Lebar Km 14 Palembang dan Julianto warga Demang Lebar Daun Palembang. Keempatnya ditahan di Satreskrim Polres Muara Enim.
Pada kontak senjata itu, petugas gabungan tidak saja berhasil meringkus para pelaku, juga berhasil mengamankan barang bukti berupa sepucuk senjata api pistol rakitan jenis revolver, 5 butir amunisi aktif jenis M16, 4 buah selongsong peluru jenis M16, sisa 2 paket narkoba jenis sabu sabu, sebilah pisau cap garpu, pirek dan satu unit mobil toyota avanza.Barang bukti tersebut kini diamankan di Mapolres Muara Enim untuk proses pemeriksaan.
Kapolres Muara Enim, AKBP Nuryanto didampingi Kasat Reskrim AKP M Khalid Zulkarnain mengatakan, penggerebekan Bandar sekaligus pelaku perampokan bermula dari adanya pelaku 365 (perampokan) dari Prabumulih. ‘’ Saat itu anggota Polresta Prabumulih berkoordinasi dengan anggota kita untuk melakukan penangkapan,”jelas Nuryanto.
Saat hendak dilakukan penangkapan, para pelaku ternyata sedang melakukan pesta narkoba di rumah tersangka Antoni. Mereka berjumlah sebanyak 8 orang.“Saat hendak dilakukan penangakapan, ada perlawanan dari Antoni dengan mengeluarkan tembakan. Tembakan itu mengenai betis kaki sebelah kanan Kapolsek Penukal Abab, AKP Indrowono,”ungkapnya.
Menurut Nuryanto, ketika hendak dilakukan penyergapan, seorang pelaku bernama Antoni, sempat menyandera anaknya.
Sehingga proses penyergapan menjadi sulit dan sempat terjadi negosiasi antara petugas dengan pelaku Antoni.
Antoni sempat mengancam jika mau menangkapnya anggota polisi harus ada yang mati.
“Khusus dengan tersangka Antoni, ada proses negosiasi yang berlangsung cukup lama. Anggota terus melakukan negosiasi kepadanya. Karena proses negosiasi cukup lama, dan hari sudah hampir pagi, akhirnya pelaku Antoni ternyata sempat tertidur. Saat dia lengah tertidur itulah, petugas bergerak cepat mengamankan anaknya dan meringkusnya,”imbuhnya.
Dijelaskan, empat pelaku yang terlibat kasus 365 atau perampokan di Prabumulih, telah diamankan di Prabumulih. Sedangkan 4 pelaku terlibat narkoba diamankan di Polres Muara Enim. “Keempat pelaku yang terlibat narkoba telah kita lakukan tes urine, dan positif. Keempatnya dijerat kasus narkoba, senjata api, dan melawan petugas. Khusus untuk Antoni, merupakan residivis kasus narkoba dan penganiayaan dengan pemberatan (anirat).
Petugas gabungan diterjunkan dalam penggrebekan tersebut tergolong cukup banyak. Personil yang diterjunkan tersebut dari Satreskrim dan Satintelkam Polres Muara Enim sekitar 20 personil, dari Polsek Talang Ubi, Penukal Abab dan Tanah Abang PALI sebanyak 32 orang, Polsek Rambang Dangku dan Gunung Megang sebanyak 18 orang. Kemudian dari Polresta Prabumulih dan Polsek Rambang Kapak Tengah sekitar 25 orang.
Antoni, tersangka mengaku bahwa dia bersama pelaku lainnya sedang pesta narkoba di rumahnya. “Aku cuma nembakkan senjata ke atas. Aku dak tau keno polisi. Aku cuman dak galak lagi tebuang lagi,”ujar Antoni.
Menurutnya, saat petugas hendak menangkapnya dia memang mengeluarkan senpi dan berlindung dengan tameng anaknya supaya polisi segera pergi dari rumahnya.”Waktu polisi dateng, aku dak bisa bebuat banyak. Pakai senjato itulah aku harap polisi tak mau nangkep,”jelasnya.
Sementara, istri pelaku Anton, Dewi (35) menuturkan, ia tidak tahu persis siapa yang mulai menembak. Mengenai tertembaknya AS, Dewi menceritakan bahwa posisi AS yang merupakan anak sulungnya itu saat baku tembak berada di dalam kamar dan tiba-tiba terserempet peluru dari arah jendela.
“Sekarang anak aku itu terluka, tapi kami sangat sayangkan karena rumah kami langsung di segel Polisi, sedangkan anak aku ada yang mau sekolah tidak bisa mengambil pakaian,” katanya. (Editor : Asep)