Laporan : Iman Santoso/Shahudi
MURATARA,Jodanews – Meski zaman sudah modern,warga Kecamatan Rawas Ilir tidak melupakan tradisi dengan cara kembali melestarikan. Buktinya,pasca banjir dan banyak jembatan gantung putus,muda-mudi setiap sore menikmati suasana sambil pacaran menggunakan perahu serta keliling di aliran sungai sekitar desanya.
Muhammad (54) tokoh masyarakat, Desa Bingin Teluk I, Kecamatan Rawas Ilir mengatakan,muda-mudi terinspirasi menjaga tradisi nenek moyang tersebut karena banyaknya jembatan gantung putus karena banjir. Sehingga dalam kesempatan tersebut mereka (muda-mudi) banyak mengambil kesempatan untuk berpacaran.
“Transportasi air ini sudah dari zaman nenek moyang kami,mungkin sudah ratusan tahun,sebelum adanya akses jalan darat masyarakat di sini,jika hendak berpergian menggunakan perahu.”ujar Andre kepada koran ini.
Dia menjelaskan sekarang masyarakat menggunakan perahu jika hendak berpergian dan berbelanja ataupun bekerja. Nah,jika sore harinya kesempatan muda-mudi untuk berpacaran keliling di aliran sungai.
“masyarakat kecamatan Rawas ilir sekarang banyak mengunakan perahu untuk kekebun,menyadap karet dan mengurusi kebun sawit nya. Sedangkan di sore harinya muda-mudi banyak main perahu ” jelasnya.
Sementara itu, Amin (27) salah satu pemuda desa Pauh,Kecamatan Rawas Ilir mengaku kebahagian jalan-jalan sore di atas perahu sambil pacaran, jauh lebih menyenangkan dibanding pacaran di atas kendaraan roda dua. Karena dampak negatif lebih sedikit.
“Jika pacaran diatas motor banyak negatifnya. Jika diatas perahu hanya menikmati suasana dan hanya pendekatan serta pemahaman krakter seorang cewek,” jelasnya dengan nada polos,seraya mengaku sering jalan-jalan mengunakan perahu bersama pacarnya.
Selain itu,lanjutnya,mendayung perahu itu termasuk olah raga karena menggunakan tenaga. Jadi selain dapat pacar juga tubuh menjadi sehat.”Pokoknya asik kak, rame-rame main perahu serta main air,dan menurut saya olah raga juga karena mengeluar keringat,” pungkasnya. (Editor Jonheri)