Laporan : Ediman Gebuk
KAYUAGUNG,Jodanews-Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) merupakan salah satu kabupaten yang mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) terbesar disamping Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Ogan ilir. Untuk mencegah kebakaran seperti tahun lalu terulang kembali sangat diperlukan persiapan yang sangat matang.
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin menginstruksikan pencegahan lebih dini, karena jika sudah terjadi kebakaran akan sulit untuk dipadamkan, dan jika sudah terjadi kebakaran untuk segera ditindak lanjuti oleh tim darat terutama yang ada di pos pantau.
“Terdengar sepele namun sangat sulit dilakukan, ada dua hal utama yang harus dilakukan yaitu deteksi dini yang akurat dan cepat serta eksekusi oleh tim darat, jika dua hal ini dilakukan tidak akan ada lagi api dan asap yang menganggu terutama di Sumsel, provinsi tetangga, serta negara tetangga,” ujar Alex Noerdin pada saat apel pergerakan pengendalian karhutlah di Desa Bukit Batu Dusun Sungai Baung Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI, Kamis (24/3).
Ditanya soal target tahun ini Sumsel bebas asap, Ia pun optimis dengan target tersebut. “Insyallah kita mampu untuk melakukannya,” ujar Alex Noerdin.
Pada apel ini juga dihadiri oleh Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangiley, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Purwadi Mukson, Kapolda Sumsel Irjen Pol Joko Prastowo, para jajaran dari PT Sinar Mas dan seluruh pihak yang terdiri dari 300 personil TNI, 30 pasukan patroli motor TNI, 200 personil Polri dan pihak lain dengan jumlah peserta sebanyak 930 peserta. Selaku Inspektur upacara adalah Willem Rampangiley.
Sementara itu, Willem Rampangiley mengungkapakan bahwa dampak dari karhutlah sangatlah besar, terutama dari sektor perekonomian yang mampu menurunkan pertumbuhan ekonomi nasional, dan hubungan politik luar negeri yang terganggu.“World Bank merilis dampak kebakaran karhutlah mampu mengoreksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,2% dengan total kerugian Rp 221 Triliun, belum lagi biaya pemadaman, dan hubungan antar bangsa yang terganggu terutama dengan Singapura dan Malaysia,” ungkap Willem.
Tepisah, Tjahjo Kumolo mengatakan, semua perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) seharusnya seperti PT Sinarmas yang berkomitmen kuat untuk peduli dengan lingkungan.“Seharusnya semua perusahaan HTI seperti ini, peduli dengan lingkungan, jangan mau hanya mengambil keuntungan saja tetapi tidak memikirkan dampak buruk,” kata Tjahjo Kumolo.
Jendral TNI Gatot Nurmantyo menegaskan jika personil TNI selalu siap dan waspada, serta belum ada penambahan personil karena sejauh ini semua masalah yang terkait dengan karhutlah masih bisa diatasi. “Bukan hanya karena karhutlah, semua personil TNI selalu siap, dan belum ada penambahan personil,” tegasnya.
Selain apel siaga, para rombongan juga disuguhkan atraksi simulasi pemadaman karhutlah oleh tim pemadam kebakaran PT Sinar Mas, baik mengunakan Helikopter, mau pun tim darat, dan juga diajak berkeliling untuk melihat salah satu pabrik kertas terbesar di Asia milik PT Sinar Mas.(Editor Jonheri)