Home HL Gedung Perumahan Walet Tutupi Aliran Air, Sekolah Jadi Banjir

Gedung Perumahan Walet Tutupi Aliran Air, Sekolah Jadi Banjir

46
0

Laporan Hasan Basri

PALEMBANG, Jodanews –  Akibat air  tidak bisa mengalir karena hujan datang secara tiba-tiba, menjadikan beberapa kelas dan ruang guru di SD Negeri 3 Palembang yang beralamat di Jalan Putri Rambut Selako ikut terendam. Tidak mengalirnya air  hujan ini diakibatkan  daerah sekitar sekolah ditutupi  Gedung Perumahan Walet, belum lagi ada sebagian bangunan SD ditempatnya terletak di daerah rawa.

Usai ditemui saat sekolah kebanjiran, Kepala SD Negeri 3 Palembang, Marlena Rachman, SPd mengatakan dirinya sudah berulang kali menghimbau kepada pihak perumahan sekitar untuk tidak menutup akses aliran air. “Sebab posisi sekolah sendiri berada di tengah rawa-rawa, dan juga padat pemukiman penduduk. Apalagi aliran air ini banyak dijadikan pembuangan limbah tahu, khawatir kalau semua aliran air di tutup otomatis sekolah tidak bisa mengalirkan air, tentu saja akan menjadikan SD Negeri 3 Palembang selalu kebanjiran,” katanya.

Lanjut Marlena,  setiap hujan turun sudah dipastikan sekolah ini akan banjir dan masuk ke kelas dan ruang lainnya. Selain itu juga apabila banjir beberapa minggu ini, orang tua siswa khusus kelas 1 harus menggotong anaknya, dan untuk jalan sebagian sudah ditinggikan, tapi ada sebagian lagi masih rendah.

“Banjir  terjadi di sekolah ini sudah hampir dua bulan, baik air dijalan mau masuk lorong  dan dari belakang sekolah, makanya bingung akses kiri kanan sekolah banjir,” jelasnya.

Kepsek SDN 3 Palembang berharap pemerintah dan masyarakat bisa ikut menolong, dalam penyelesaian masalah banjir, sebab air ini tidak bisa mengalir karena ditutup gedung perumahan walet.

“Ya, kami sendiri kasihan kepada siswa/i yang mau berangkat ke sekolah, akibat sekolah terendam sudah banyak yang kecebur, saya sendiri perna tercebur sampai semua laporan basah, bahkan siswa dan guru banyak tercebur, kami minta jalan keluar,” ungkapnya.

Diceritakan Marlena, Hari ini Kamis (8/2), sudah  ada tiga guru tercebur dan  air disini  bau bercampur dengan limbah tahu berwarna hitam pekat, mau tidak mau mereka harus pulang kerumah dan mengganti salinan.

“Akibat air hujan dan limbah tahu masuk ke ruang kelas, aktivitas KBM tetap dilaksanakan, namun siswa tetap tak bisa konsentrasi menerima pelajaran, karena air tersebut membasahi kaki mereka yang sekali-sekali menyebabkan gatal,”pungkasnya. (Editor Jon Heri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here