Laporan Meydasari
JODANEWS,PALEMBANG – Tim dari forensik RS Bhayangkara Polda Sumsel, cukup kesulitan untuk melakukan idenfikasi jasad korban kecelakaan speedboat Awet Muda. 11 penumpang yang hilang pasca kecelakaan akibat dihantam gelombang sungai, kini sudah ditemukan oleh tim gabungan dan dibawa ke Kamar Jenazah RS Bhayangkara Palembang, Jumat (5/1/2018).
Dimana kondisi tubuh jasad penumpang memang masih utuh dan belum begitu membengkak, tapi bagian wajah yang rusak dan sulit dikenali untuk dilakukan idenfikasi,” ujar Kabid Dokkes RS Bhayangkara Polda Sumsel Kombes Pol dr Tri Yuwono.
Dikatakan dr Tri, kerusakan bagian wajah jasad itu dikarenakanp zat asam air payau dan juga akibat plangton hewan air. Sehingga bagian wajah yakni mata, hidung, telinga, dan lainnya menjadi rusak. Untuk melakukan idenfikasi terhadap jasad korban, tim DVI (Disaster Victim Investigation) yang berjumlah 24 orang termasuk satu dokter forensik melakukan pendataan melalui data sekunder dan primer.
Pihak keluarga korban sudah dilakukan pendataan untuk data sekunder jasad korban. Data sekunder itu seperti ciri-ciri fisik korban atau ada tanda lainnya yang melekat pada tubuh korban. Sedangkan untuk data primer kita pakai sidik jari, karena jika korban sudah membuat KTP elektronik tentu mudah untuk diidenfikasi dan identitasnya akan diketahui.
“Memang untuk data primer itu ada tiga yakni sidik jari, DNA, dan gigi. Tapi yang kita gunakan adalah sidik jari. Pastinya tim akan non stop melakukan idenfikasi. Sementara ini baru dua jasad korban yang sudah diidenfikasi dari 11 jasad yang sudah ditemukan,” ujar dr Tri.
Sebanyak 11 jasad korban tenggelamnya kapal speedboat Awet Muda yang karam di Perairan Tanjung Serai Kabupaten Banyuasin, Rabu (3/1/2017), ditemukan secara beruntun oleh tim Basarnas tak jauh dari lokasi karam.
Lokasi penemuan jasad korban yang diketahui merupakan kawasan habitatnya buaya muara. Warga sekitar pun tak ada yang berani mencari ikan di lokasi tersebut lantaran sering terlihat banyaknya buaya muara.
Meski dikenal sebagai sarang buaya, jenazah ke 11 korban ditemukan dalam kondisi utuh tanpa mengalami luka ataupun kehilangan bagian tubuh.
“Semuanya utuh, tidak ada yang dimakan buaya. Memang disana tempat sarang buaya,” ujar Kepala Kantor SAR Palembang Toto Mulyono.
Dikatakan Toto, memang beberapa bagian tubuh korban terutama bagian wajah yakni mata dan hidung kondisinya rusak. “Kami tidak menyangka jika kondisi tubuh korban masih utuh. Kalau mata dan hidung yang hilang itu hal wajar, karena membusuk dan dimakan ikan di sungai,”ujarnya.
Tim petugas gabungan Basarnas Kota Palembang dan Ditpolair Polda Sumsel sempat kesulitan melakukan pencarian. Kendalanya karena kondisi air keruh yang dilokasi kejadian. Penyelaman pun tak bisa dilakukan mengingat di lokasi sebagai tempat sarang buaya.
“Kondisi air yang keruh dan lokasi dikenal sarang buaya, jadi penyelaman tidak dilakukan. Namun tim tetap melakukan penyisiran dan akhirnya berhasil menemukan 11 jasad yang sebelumnya dinyatakan hilang,” jelas Toto.
Dari pantauan di RS Bhayangkara Palembang, dipenuhi keluarga dan kerabat korban. Secara bergantian pihak keluarga korban diminta keterangan dan masuk kamar jenazah untuk bisa mengenali jasad korban. Sementara ini tim DVI baru bisa terindenfikasi dua jenazah yakni atas nama Sofiah Irwandi (35) dan Suhendri (31) yang merupakan warga Palembang.
Sehari sebelumnya dua jasad sudah diidenfikasi dan telah dikebumikan pihak keluarga korban. Kedua korban yakni bapak dan anak atas nama Mulyono (36) dan Bunga (9).
Diberitakan sebelumnya, speedboat Awet Muda bermesin ganda 200 PK, dihantam gelombang setinggi 1,5 meter di Periaran Tanjung Serai Banyuasin, Rabu (3/1/2018) pukul 18.00 wib. Speedboat yang mengangkut sebanyak 52 penumpang dari sepanjang kawasan Karang Agung Banyuasin tujuan Palembang. Akibat musibah laka sungai ini menyebabkan 13 penumpang meninggal dunia.
Sementara, AD (29), yang merupakan serang speedbkat Awet Muda, hingga kini masih belum diketahui dimana keberadaannya. Bahkan petugas pun masih melakukan pencarian terhadap AD. Diketahui dan diduga AD kabur usai kapal speedboat dihantam ombak sungai.
Menghilangnya AD yang diduga kabur menyelamatkan diri dan meninggalkan seluruh penumpangnya, berdasarkan keterangan Somad, yang merupakan kernet dari speedboat yang kini sedang menjalani pemeriksaan dikantor Dit Polairud Polda Sumsel.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menegaskan, saat ini pihaknya baru mengamankan kernet speedboat. Bisa jadi si kernet ditetapkan sebagai tersangaka atas musibah laka sungai yang menyebkan 11 penumpang meninggal dunia. “Si pengemudi atau serang speedboat Awet Muda masih kita kejar. Dia kabur setelah kejadian,” ujar Zulkarnain.
Ditegaskan Kapolda Sumsel, terdapat dugaan kelalaian yang dilakukan pengemudi speedboat Awet Muda. Sebab kapal tidak dilengkapi dengan peralatan pelayaran, seperti pelampung.
“Bisa kita kenakan Pasal 359 KUHP dan undang-undang pelayaran. Yang penting pengemudinya kita tangkap dulu. Namun yang lebih penting kita lakukan idenfikasi, agar pihak keluarga secepatnya bisa memakamkan jasad korban.
Sementara ini keluarga korban yang meninggal dunia mendapatkan santunan dari Jasa Raharja dan Pemkab Banyuasin, ” ujarnya.(editor Jon Heri)