PALEMBANG, JI – Dua calon kepala daerah (cakada) yang dinyatakan gagal dalam tes kesehatan, tetap memprotes hasil yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel. Cakada tersebut mengklaim dirinya sehat. Kedua cakada tersebut Isa Sigit (cabup Musirawas) dan Ngadi (cawabup Musirawas).
‘’ Sampai saat ini kami tidak pernah tahu dimana gagalnya. Kalau cuma karena kami kelelahan itu sangat wajar, karena perjalanan jauh dari Musirawas ke Palembang. Seharusnya ini menjadi catatan bagi KPUD Sumsel, ‘’ kata Isa Sigit.
Keduanya pun menyayangkan sikap KPUD Sumsel yang menolak dilakukannya tes kesehatan ulang. ‘’ Keputusan final dan mengikat itu tidak tepat. Sebab sejauh ini, saya merasa sehat dan tidak pernah terlibat narkoba, ‘’ jelasnya.
Menurutnya hasil medical chek up yang didapatnya langsung dari IDI berbeda dengan apa yang diumumkan. “Hasil medical chek up nya berbeda dengan waktu diumumkan tidak layak, tapi ini hasilnya sehat, ini jadi pertanyaan kita,” kata Ngadi.
Ngadi dan Isa Sigit memutuskan untuk melakukan pemeriksaan pembanding diluar tim dokter RSMH, untuk membuktikan jika keduanya tetap sehat.
“Nanti cari pembanding, biar masyarakat tahu. Dalam Demokrasi ini rakyat bisa berbicara kebenaran bisa terungkap. Tapi kalau memang waktu ini tidak terkejar kami serahkan kepada Allah,” tambah Ngadi.
Sementar Isa Sigit tetap tidak percaya tak lolos pada tahap kesehatan, dia sendiri mengatakan telah 10 tahun menjadi anggota DPRD, sedangkan Ngadi sudah 6 tahun menjadi anggota DPRD Mura yang tentunya telah menjalani pemeriksaan kesehatan
Sementara Ngadi mengaku sudah bertemu dengan Ketua IDI dr Rizal. ‘’ Informasi yang saya dapat bahwa kesehatan saya normal, dan dokter Rizal bilang mungkin psikotest yang kurang,” ujar Ngadi.
Menurut Ngadi, dirinya sudah berusaha untuk mendapatkan hasil test psikologi (psiko test) yang dia lakukan di RSMH. Namun, kemarin, dokter ahli syaraf yang memegang dokumen hasil test tersebut sedang tidak ada di tempat.
Sebelumnya, Ngadi mendesak IDI membeberkan hasil tes kesehatan secara terbuka kepada publik. Kata Ngadi, banyak manfaatnya jika IDI transparan dalam hal ini, antara lain jika dinyatakan menderita penyakit berbahaya, tentu dia bisa segera berobat.
Ngadi mengaku sangat terpukul terhadap ‘vonis’ yang diumumkan KPU, karena dirinya tidak dapat melangkah ke tahapan Pilkada berikutnya. Padahal, sebelum menjadi anggota DPRD Mura, tes kesehatan yang dilaluinya tidak ada kendala sama sekali.
“Aku jelas terkejut dan merasa terpukul atas hasil tersebut. Karena saya merasa tidak memiliki riwayat kesehatan yang buruk. Semua pihak juga mengaku terkejut, ‘’ katanya.