Laporan : Ilham Yanuar
BATURAJA, jodanews – Terkait isu adanya pungutan yang dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) kepada sejumlah guru yang hendak mengambil dan mengejar sertifikasi guru dengan kuliah atau Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) di salah satu universitas yang telah ditunjuk dibantah Kepala Disdik OKU Drs Mahyudin Helmi.
“Tidak benar ada pungutan sepeti itu, apalagi nilainya sebesar Rp 15 juta per guru, jika memang ada bawahan saya yang melakukan hal tersebut. Silahkan langsung laporkan kepada saya untuk ditindak tegas ” ujar Mahyudin saat dikonfirmasi, Kamis (28/4).
Dikatakan Mahyudin, PLPG dan kuliah memang ada untuk para guru guna mengejar sertifikasi, namun adanya informasi yang menyebutkan pihaknya menentukan dana sebesar itu sama sekali tidak benar. Karena dalam hal ini pihaknya hanya memfasilitasi saja. ” Jika pun ada biaya itu lembaga yang melaksanakan dalam hal ini pihak Unsri Palembang, namun tidak mungkin sebesar itu,” jelas Mahyudin.
Lebih jauh dijelaskanya, sesuai ketentuan untuk mengejar sertifikasi para guru yang ikut PLPG dibagi dua yakni pelatihan dan kuliah, untuk pelatihan dikhususkan bagi guru PNS yang telah lama atau senior mengajar waktunya hanya dua minggu. Sementara untuk kuliah selama satu tahun hanya guru yang baru mengajar. “Pelatihan untuk guru yang masanya lama, sementara yang baru harus kuliah,”terang dia..
Hal ini dilakukan tidak lain kata Mahyuidn untuk meningkatkan mutu pendidikan terkhusus tenaga pengajar selain itu mengejar sertifikasi masing-masing guru. “Kita ingin kualitas pendidikan meningkat tiap harinya,” pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun beberapa orang guru yang akan mengikuti PLPG mengeluhkan adanya informasi yang menyebutkan harus mengeluarkan dana sebesar Rp 15 juta untuk masing-masing guru oleh pihak Dinas Pendidikan (Disdik) OKU. Hal ini tentu menyulitkan dan ditentang para guru.
Salah seorang guru jenjang SMP yang enggan disebutkan namanya, menyebutkan jika dirinya bersama rekan-rekan guru lainya terkejut dengan adanya permintaan dana sebesar itu. Padahal hal ini baru terjadi kali ini saja. “Yang kami pertanyakan uang sebesar itu untuk apa dan itu keluar dari pihak Disdik”kata salah satu guru berjilbab ini.
Nah, cerita dia, barulah setelah informasi itu berkembang pihak oknum Disdik membatalkan uang tersebut. Sebab mereka mempertanyakan hal itu, lantaran untuk sebelumnya sama sekali tidak ada pembiayaan. “Dak tau apo didengar wartawan, laju permintaan itu dibatalkan,” ucap sumber yang minta namanya dirahasiakan tersebut.(Editor : Elan)