Laporan : Ofie
PALEMBANG,Jodanews– Pondok pesantren dinilai potensial melahirkan santri pengusaha. Itu seiring dengan pengembangan ekonomi saat ini. Karena itu, para alumni dan santri perlu diberi ruang untuk mengembangkan diri agar dapat berbisnis.Inilah yang dilirik Bank Syariah Mandiri.
Region CEO Bank Syariah Mandiri, Marlan Marthias menuturkan, dengan harapan bisa tumbuh sekitar 10 persen pada 2016 dan target memiliki aset Rp 200 triliun. “BSM sudah jauh modern. Tidak hanya hanya menyasar kalangan dewasa atau orang tua saja. Namun BSM juga akan melirik kalangan pelajar, dan belum lama ini kita juga telah melirik alumni santri yang memiliki potensi berbisnis,” jelasnya.
BSM, kata Marlan, tidak menunggu nasabah besar dating namun berinisiatif menciptakan nasabah kelas biasa untuk melahirkan nasabah kelas besar nantinya. Selain itu kata Marlan, pihaknya juga bertekat untuk memberi ruang bagi santri berekpresi dan berkarya mengembangkan usaha dan karir mereka.
“Apalagi, para santri dan alumni pondok pesantren juga punya korelasi implementasi akhlak dan moralitas. Pendidikan ekonomi Islam pemerataan dan adil, ditunjang usaha mandiri para santri dan alumni pesantren, BSM berharap mereka bisa mendorong kemajuan ekonomi nasional,” harapnya.
Dia melanjut menyatakan sudah lebih dari seribu pondok pesantren yang bekerja sama dengan BSM. Data Kementerian Agama per Juni 2015 menunjukkan ada sekitar 29 ribu pondok pesantren yang dominan tersebar di Jawa, terutama Jawa Barat dan peluang ini juga sangat baik jika dilakukan di Sumatera khusunya Sumsel.
“Antara santri atau alumni santri dengan UKM sangat berkaitan erat. BSM juga fokus pada pertumbuhan UKM, dimana sektor ini mampu mendongkrak perekonomian,” ujanrya. Menurut dia, lebih dari 40 persen sector UKM memiliki potensi kemajuan perbankan disaat harga komoditi mengalami pemerosotan.
“Pada 2015 lalu, DPK kita mencapai Rp 4.1 triliun dan akan mengalami kenaikan target mencapai Rp 5 triliun di tahun ini. Sedangkan kredit Rp 3,9 triliun dan akan naik menjadi Rp 5 triliun,” pungkasnya. (Editor Jonheri)