BANYUASIN – Areal persawahan tadah hujan seluas 5000 hektar di Dusun 4 dan Dusun 5 Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin terancam gagal panen,Karena dilanda kekeringan menyusul datangnya musim kemarau.
Persoalan itu sudah dilaporkan ke petani ke Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin, namun sayangnya Pemkab Banyuasin ini belum melakukan upaya agar tanaman padi yang sudah berbuah tersebut dapat di selamatkan. “Areal sawah yang kekurangan pasokan air dan terancam kekeringan seluas 5000 hektar,”kata Basri warga Desa Tebing Abang, Rabu (28/7).
Sawah ini letaknya memang di Desa Tebing Abang, namun warga yang bercocok tanam di sawah ini berasal dari 10 desa yakni Desa Tebing Abang,Desa Rantau Bayur,Desa Pagar Bulan Kecamatan Rantau Bayur. Kemudian Desa Petaling,Galang Tinggi, Rimba Alai, Ujung Tanjung, Terentang, Plajau Ilir dan Sidang Mas.
“5000 hektar sawah ini sebagian besar tanaman padinya sudah berbuah dan sebagian hektar tidak lama lagi akan memasuki masa panen. Namun yang menjadi kekhawatiran para petani kondisi sawah sudah sangat kekeringan tanah saja sudah mulai pecah-pecah,ditakutkan jika pasokam air kurang tanaman tidak bisa bertahan dan mati,” katanya.
Jika ini terjadi maka gagal panen dan kerugian dipastikan akan dialami para petani. “Para petani sebenarnya sudah melakukan upaya pemasokan air dengan menyedot air sungai dengan mesin air, tapi persoalannya biayanya cukup besar dimana perhari bisa Rp 1 juta sehingga para petani tidak sanggup mengeluarkan biaya sebesar itu,” katanya.
Dan kendala lain jelas Basri jumlah mesin yang di miliki para petani juga sangat terbatas paling banyak lima mesin dan tentu tidak mampu memenuhi pasokan air untuk 5000 hektar sawah di wilayah ini.
“Seandanya saja kondisi tanaman padi ini baru di tanam mungkin kita biarkan saja,tapi karena tanaman padi sudah sebagian besar berbuah dan menunggu panen, rasanya sayang kalau kita biarkan saja kekurangan air,” katanya.
Dengan luasan 5000 hektar ini, jelas Basri bisa menghasilkan beras sebanyak 20.000 ton. “Kalau rata-rata per hektar menghasilkan 4 ton,artinya dengan luas 5000 hektar maka beras yang bisa di hasilkan dari areal sawah ini bisa mencapai 20.000,” katanya.
Lanjut Basri,dirinya bersama para petani sudah menyampaikan keluhan ini ke Pejabat Distanak Banyuasin dengan harapan ada solusi untuk mengatasi kekeringan ini. “Pejabat Distanak Pak Sarjono yang membidangi masalah ini sudah kami hubungi terkait persoalan ini sebelum lebaran kemarin. Tapi sampai sekarang belum ada upaya,” katanya kecewa.
Sementara itu,Anggota DPRD Banyuasin Endang Sari mengakui jika sebagian besar areal persawahan di Kecamatan Rantau Bayur Banyuasin mengalami kekeringan. “Kita akui ini dampak dari musim kemarau, karena sebagian sawah ini tanaman padinya sudah berbuah dan bahkan ada yang menunggu panen,rasanya sayang kalau dibiarkan begitu saja,” katanya.
Petani sendiri jelas Politisi PKB ini sudah mengupayakan pasokam air dengan menyedot dengan menggunakan mesin tapi biayanya besar dan jumlah mesinnya kurang. “Saya berharap Distanak Banyuasin mencari solusi, minimal menyelamatkan padi yang sudah berbuah dan siap panen tersebut,” harapnya
Terpisah Kadistanak Banyuasi Syaiful mengatakan untuk mengatisipasi kemarau pihaknya sudah menyiapkan lebih kurang 750 unit mesin pompa. Saat pihaknya sudah memberikan bantuan sebanyak 450 mesin pompa kepada gapoktan yang ada di Banyuasin.
“Tahap pertama kita sudah memberikan bantuan mesin pompa sebanyak 450 unit dan dalam waktu dekat kembali kita akan berikan 250 unit lagi mesin pompa untuk petani,”katanya.*ria